Dunia Fauna – Burung Kasuari merupakan salah satu burung terbesar di dunia yang memiliki reputasi sebagai burung paling berbahaya. Dengan tubuh besar, kaki yang kuat, serta cakar tajam seperti belati, burung ini dapat menimbulkan cedera serius bahkan kematian bagi manusia. Kasuari dikenal sebagai burung yang agresif dan sangat teritorial, yang dapat menyerang jika merasa terancam. Fakta mengejutkan, burung ini adalah satu-satunya burung yang tercatat pernah membunuh manusia dengan serangannya. Lantas, mengapa burung ini bisa begitu mematikan? Mari kita bahas lebih dalam mengenai kasuari, karakteristiknya, serta alasan mengapa mereka berbahaya bagi manusia.
Burung kasuari termasuk dalam kelompok burung ratites, yaitu burung yang memiliki tulang dada rata dan tidak bisa terbang. Dalam kelompok ini, burung ini menempati posisi sebagai burung terbesar ketiga di dunia setelah burung unta dan burung emu. Burung raksasa ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 1,8 meter untuk jantan dan 2 meter untuk betina, dengan berat badan sekitar 58,5 kg.
Kasuari memiliki tiga spesies utama yang dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran mahkota (casque) di kepalanya. Casque ini memiliki panjang sekitar 18 cm, dan meskipun fungsinya belum sepenuhnya diketahui, para ilmuwan berspekulasi bahwa casque tersebut membantu dalam mengatur suhu tubuh kasuari. Berikut adalah tiga spesies utama burung ini:
Selain casque, burung kasuari juga memiliki bulu tebal yang menyerupai rambut serta warna biru cerah pada kepalanya. Kaki mereka sangat kuat dengan tiga cakar yang tajam, di mana salah satunya dapat tumbuh hingga 125 mm dan memiliki bentuk seperti belati.
“Baca juga: Kadal Monster Gila: Kadal Beracun Terbesar di Amerika Utara”
Burung kasuari memiliki sifat yang sangat teritorial dan agresif jika merasa terancam. Meskipun di alam liar mereka cenderung menghindari manusia, ada beberapa faktor yang dapat memicu serangan burung ini terhadap manusia, seperti:
Tendangan burung raksasa ini sangat kuat dan cukup untuk mematahkan tulang manusia. Namun, yang lebih berbahaya bukan hanya kekuatan tendangannya, tetapi cakarnya yang tajam. Cakar kasuari dapat merobek kulit dan menyebabkan luka dalam yang fatal.
Meskipun jarang terjadi, ada beberapa kasus serangan mematikan yang melibatkan burung ini. Berikut adalah dua insiden yang pernah tercatat:
Dua remaja pernah mencoba berburu burung raksasa ini dengan menggunakan tongkat. Namun, upaya mereka berakhir tragis ketika salah satu remaja tertendang oleh kasuari tepat di lehernya. Cakar tajam burung ini menyebabkan luka fatal, yang membuatnya meninggal seketika. Remaja lainnya mengalami luka serius dan harus dirawat di rumah sakit.
Seorang pria berusia 75 tahun yang memelihara burung kasuari mengalami kecelakaan fatal saat ia terjatuh ke dalam kandangnya. Burung kasuari yang merasa terancam langsung menendangnya dengan kekuatan penuh. Meskipun sempat meminta pertolongan, pria tersebut tidak dapat bertahan karena luka yang cukup parah.
“Simak juga: Ular Berbisa dan Non-Berbisa: Kenali Perbedaannya Sebelum Terlambat!”
Selain dikenal sebagai burung paling berbahaya, kasuari juga memiliki beberapa kemampuan luar biasa yang jarang diketahui:
Burung kasuari adalah hewan pemakan buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan. Mereka sering ditemukan di hutan hujan tropis di wilayah Papua, Indonesia, serta bagian timur laut Australia. Keberadaan kasuari sangat penting dalam ekosistem hutan karena mereka membantu dalam penyebaran biji tanaman melalui kotorannya.
Meskipun merupakan burung liar, beberapa orang mencoba memelihara kasuari di kebun binatang atau tempat konservasi. Namun, karena sifatnya yang agresif dan berbahaya, interaksi manusia dengan burung ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Burung kasuari adalah salah satu burung paling menakjubkan di dunia, tetapi juga yang paling berbahaya. Oleh karena itu, jika kalian melihat burung ini di alam liar atau kebun binatang, sebaiknya jangan mendekat atau mencoba berinteraksi secara langsung. Memahami karakteristik dan perilaku kasuari dapat membantu kita menghindari risiko serangan dan tetap menghormati habitat alaminya.