Dunia Fauna – Kadal Yesus, yang juga dikenal dengan nama Green Basilisk atau Basilisk Plumed, adalah salah satu hewan paling menakjubkan di dunia. Dikenal dengan kemampuannya yang luar biasa untuk berlari di atas permukaan air, kadal ini mampu mengalahkan hukum fisika yang selama ini kita kenal. Keunikan dan kemampuan adaptasinya menjadikan kadal Yesus salah satu fenomena alam yang mengundang kekaguman. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik tentang kadal Yesus yang wajib Anda ketahui.
Kadal Yesus merupakan anggota dari genus Basiliscus, yang terdiri dari empat spesies utama, yakni B. plumifrons, B. basiliscus, B. galeritus, dan B. vittatus. Setiap spesies memiliki warna dan karakteristik yang berbeda, seperti hijau cerah, merah, biru, hingga kuning. Warna-warna tersebut tidak hanya membuat mereka tampak menarik, tetapi juga dapat membedakan masing-masing spesies. Basilisk biasa, misalnya, memiliki warna coklat atau krem, sedangkan plumed basilisk berwarna hijau terang atau bahkan biru-hijau. Keunikan penampilan ini memudahkan para ilmuwan dan pengamat alam untuk mengidentifikasi mereka di alam liar.
Secara umum, kadal Yesus memiliki panjang tubuh yang hampir mencapai satu meter, dengan ekor yang memanjang hingga 75 persen dari total panjang tubuh. Keindahan fisiknya ini sangat menonjol ketika mereka bergerak cepat di atas permukaan air.
“Baca juga: Misteri Jaguar, Sang Raja Hutan yang Sebenarnya, Kejutan Mematikan yang Menanti!”
Salah satu kemampuan paling menakjubkan dari kadal Yesus adalah kemampuannya untuk berlari di atas air. Fenomena ini sangat unik, karena tidak banyak hewan yang mampu melakukan hal serupa. Kehebatan ini berawal dari kebiasaannya yang sering berada di dekat permukaan air, seperti sungai dan danau. Ketika merasa terancam atau dalam bahaya, kadal Yesus akan melompat dari pohon dan berlari di atas air dengan kecepatan luar biasa.
Kecepatan berlarinya mencapai 11,3 km/jam, dan dalam jarak sekitar 4,5 meter, kadal basilisk dapat mempertahankan posisi di permukaan air tanpa tenggelam. Hal ini terjadi berkat struktur kakinya yang sangat adaptif. Kadal ini juga memiliki jari-jari kaki yang panjang dan memiliki lapisan kulit di bagian belakang kaki yang membentang lebar, yang membantunya mengapung dan menciptakan kantong udara kecil setiap kali ia menjejakkan kakinya pada air. Kantong udara tersebut mengurangi daya gravitasi yang biasanya akan membuatnya tenggelam.
“Simak juga: Needlefish: Sang Jarum Bernyawa di Lautan”
Setelah berlari di atas air selama beberapa meter, kadal ini akan mulai tenggelam sebagian, namun mereka bisa tetap bertahan di bawah permukaan air selama lebih dari 10 menit. Ketika hampir tenggelam, mereka beralih ke teknik berenang untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tempat yang lebih aman. Kemampuan ini membuat kadal ini sangat efektif dalam menghindari predator dan menjadi salah satu spesies reptil dengan kemampuan bertahan hidup yang sangat tinggi.
Kadal jenis basilisk ini adalah hewan yang cenderung hidup menyendiri. Mereka sangat gugup dan tidak suka berada di dekat manusia, bahkan bisa menjadi sangat agresif saat merasa terancam. Dalam alam liar, mereka lebih sering terlihat berlarian dan mencari tempat aman untuk berlindung. Ketika mereka merasa terancam, mereka tidak ragu untuk menggunakan keahlian mereka dalam berlari di atas air untuk melarikan diri dari bahaya.
Mengenai pola makan, kadal Yesus umumnya merupakan pemakan karnivora. Mereka sangat suka memakan ikan, katak, dan serangga yang berada di sekitar habitat air mereka. Namun, setiap spesies basilisk memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Beberapa lebih fleksibel dan akan memakan berbagai jenis makanan yang tersedia di sekitar mereka, seperti larva akuatik dan serangga. Makanan mereka biasanya ditemukan di sekitar perairan, yang membuat mereka semakin ahli dalam bertahan hidup di sekitar ekosistem air.
Betina dari kadal Yesus biasanya mulai mengandung satu hingga dua telur setelah melakukan perkawinan. Dalam minggu ketiga kehamilannya, betina mulai mencari tempat yang aman untuk bertelur. Biasanya, mereka akan menghasilkan antara 15 hingga 17 butir telur per periode bertelur, tergantung pada usia dan kesehatan betina. Setelah bertelur, betina tidak akan merawat telurnya. Proses penetasan berlangsung selama 8 hingga 10 minggu, dan telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu satu hingga dua hari.
Meski tidak merawat telurnya, kadal Yesus memiliki siklus reproduksi yang cukup efektif. Anak-anak kadal Yesus akan mencapai kematangan seksual dalam waktu 18 hingga 24 bulan setelah menetas.
Kadal Yesus adalah salah satu contoh sempurna dari keajaiban alam yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk berlari di atas air, bertahan hidup dengan cara yang unik, serta adaptasi luar biasa dalam menghadapi ancaman menjadikannya sebagai salah satu hewan yang paling menarik untuk dipelajari.