Dunia Fauna – Humpback Anglerfish, ikan laut dalam yang misterius dan jarang terlihat, baru-baru ini menjadi viral setelah sebuah video menunjukkan ikan ini berenang menuju permukaan laut. Kejadian ini menarik perhatian para ilmuwan dan masyarakat karena sifat alami ikan ini yang seharusnya hidup di kedalaman ekstrem. Video tersebut menampilkan anglerfish yang tampak kesulitan bertahan di perairan dangkal, dengan tubuh yang dipenuhi luka-luka. Setelah beberapa jam bertahan hidup di luar habitatnya, ikan tersebut akhirnya mati dan dibawa untuk penelitian lebih lanjut.
Fenomena ini menimbulkan berbagai spekulasi. Beberapa ahli menduga bahwa perubahan suhu laut dalam mungkin menjadi penyebabnya, sementara teori lain menyebutkan kemungkinan bahwa ikan ini dimuntahkan oleh predator lain setelah ditelan. Apapun penyebabnya, kemunculan anglerfish di permukaan menjadi peristiwa langka yang menarik perhatian dunia.
Humpback Anglerfish, atau dikenal dengan nama ilmiah Melanocetus johnsonii, adalah spesies ikan laut dalam yang biasa ditemukan di kedalaman 200 hingga 2000 meter, bahkan ada yang mencapai 4000 meter di bawah permukaan laut. Ikan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1833 dan merupakan bagian dari kelompok anglerfish laut dalam yang mencakup sekitar 170 spesies yang tersebar dalam 12 famili berbeda. Namun, dari jumlah tersebut, hanya enam spesies yang berhasil didokumentasikan dengan baik.
Ikan ini beradaptasi dengan kondisi laut dalam yang gelap dan memiliki tekanan tinggi. Anglerfish dikenal dengan bentuk tubuhnya yang menyeramkan serta kebiasaannya untuk berburu dengan cara pasif. Mereka jarang bergerak aktif dan lebih sering menunggu mangsanya dengan menggunakan antena bercahaya di kepalanya.
“Baca juga: Hiu Paus: Monster Laut atau Penjaga Samudra yang Lembut?”
Kemunculan humpback anglerfish di permukaan laut sangat mengejutkan karena ikan ini terbiasa hidup di lingkungan dengan tekanan yang jauh lebih tinggi daripada perairan dangkal. Beberapa spekulasi muncul mengenai alasan mengapa ikan ini bisa berenang ke atas:
Terlepas dari penyebabnya, kemunculan anglerfish di permukaan merupakan fenomena yang sangat langka dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
“Simak juga: Ular Berbisa dan Non-Berbisa: Kenali Perbedaannya Sebelum Terlambat!”
Salah satu ciri khas yang paling menarik dari humpback anglerfish adalah antena bercahaya yang terletak di kepalanya. Cahaya ini dihasilkan oleh bakteri khusus bernama Photobacterium yang hidup di kantong kulit ikan yang disebut esca. Hubungan antara anglerfish dan bakteri ini adalah bentuk simbiosis mutualisme, di mana bakteri mendapatkan nutrisi dari ikan, sementara ikan memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh bakteri untuk menarik mangsa.
Cahaya ini sangat berguna bagi anglerfish karena lingkungan tempat tinggalnya yang gelap gulita. Dengan menggerakkan antenanya, ikan ini dapat menarik perhatian mangsa kecil yang kemudian ditangkap dengan rahangnya yang besar dan bergigi tajam.
Salah satu aspek paling unik dari humpback anglerfish adalah cara mereka bereproduksi. Ikan betina memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan pejantan, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat lebih besar. Sementara itu, pejantan memiliki peran yang sangat berbeda dalam siklus hidup mereka.
Pejantan anglerfish tidak memiliki kemampuan berburu dan hanya hidup untuk satu tujuan: mencari pasangan. Mereka memiliki organ khusus yang dapat mendeteksi feromon yang dilepaskan oleh betina di lautan luas. Ketika seekor pejantan menemukan pasangan yang cocok, ia akan menggigit tubuh betina dan melepaskan enzim khusus yang melarutkan jaringan di mulutnya. Ini menyebabkan tubuh pejantan menyatu dengan betina, termasuk sistem peredaran darah mereka.
Seiring waktu, pejantan akan kehilangan semua organ tubuhnya, kecuali testis yang tetap berfungsi untuk menghasilkan sperma. Proses ini mirip dengan transplantasi organ, di mana pejantan menjadi bagian permanen dari tubuh betina. Seekor anglerfish betina dapat memiliki hingga 6-12 pejantan yang menempel di tubuhnya sepanjang hidupnya. Dengan cara ini, betina selalu memiliki sumber sperma yang siap digunakan untuk bereproduksi kapan pun diperlukan. Reproduksi unik ini menjadi salah satu contoh adaptasi ekstrem di dunia hewan. Dimana pejantan sepenuhnya bergantung pada betina untuk kelangsungan hidupnya.