Dunia Fauna – Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah salah satu makhluk laut yang begitu unik dan menakjubkan. Ketika mendengar nama penyu, mungkin yang terlintas di benak banyak orang adalah hewan yang lamban dan bergerak dengan perlahan, terutama saat terlihat berusaha menyeret tubuhnya menuju lautan di pantai. Namun, fakta mengejutkan mengungkapkan bahwa spesies penyu ini adalah reptil tercepat di dunia! Bayangkan, hewan yang sering dianggap lamban ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 35 km/jam di dalam air. Selain itu, penyu jenis ini juga merupakan reptil raksasa yang menempati posisi keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya besar.
Penyu belimbing adalah penyu terbesar di dunia sekaligus satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Bobotnya yang mengesankan dapat mencapai 700 kg, dengan panjang tubuh sekitar 3 meter. Penyu ini memiliki tubuh yang unik, berbeda dari kebanyakan penyu lain. Penyu belimbing tidak memiliki tempurung keras atau karapas yang ditutupi tulang. Sebagai gantinya, karapasnya dilapisi kulit tebal dan daging berminyak. Struktur tubuh ini membuat penyu belimbing fleksibel dan aerodinamis saat berenang di dalam air, menjadikannya perenang ulung yang sangat cepat.
“Baca juga: Belut Listrik: Sang Arus Hidup yang Mengintai Dibalik Keruhnya Sungai”
Habitat penyu jenis ini tersebar luas di perairan tropis, subtropis, hingga infratropis di seluruh dunia. Hewan ini dapat ditemukan di Samudra Hindia, Pasifik, hingga Atlantik, dengan populasi terbesar berada di perairan tropis Indo-Australia. Penyu ini memiliki kemampuan migrasi luar biasa, berpindah dari satu pantai ke pantai lainnya untuk mencari sarang. Mereka bermigrasi setiap 2–3 tahun dengan waktu istirahat antara 9–10 hari. Saat musim bertelur, penyu ini dapat membuat hingga 6 sarang dengan jumlah telur di setiap sarang berkisar antara 80–100 butir.
Namun, perjalanan hidup penyu belimbing penuh dengan tantangan. Banyak anak penyu yang tidak berhasil bertahan hidup hingga dewasa. Predator di darat, seperti burung dan mamalia, memangsa anak penyu yang baru menetas, sedangkan di lautan, mereka menghadapi ancaman dari predator laut lainnya. Akibatnya, hanya sedikit yang mampu mencapai usia dewasa.
Penyu belimbing memiliki kemampuan adaptasi luar biasa yang membedakannya dari jenis penyu lainnya. Mereka adalah satu-satunya penyu yang mampu bertahan di perairan bersuhu dingin, bahkan mendekati suhu laut di Antartika. Adaptasi ini dimungkinkan oleh lapisan-lapisan lemak yang tebal dan sistem pembuluh darah khusus yang membantu menjaga suhu tubuh mereka tetap hangat meskipun berada di lingkungan yang ekstrem. Penyu ini juga diketahui telah ada sejak zaman Kapur, menjadikannya salah satu spesies reptil purba yang masih bertahan hingga saat ini.
“Simak juga: Kucing Gigi Pedang Dalam Sejarah Berumur 35 Ribu Tahun”
Meskipun memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, populasi penyu spesies ini kini menghadapi ancaman serius. Pencemaran laut, perburuan liar, hilangnya habitat pantai, serta munculnya predator baru adalah beberapa faktor yang menyebabkan jumlah mereka terus menurun. Di Indonesia, penyu jenis ini telah dilindungi sejak tahun 1987, dan perburuan terhadap hewan ini dilarang. Sayangnya, meskipun sudah dilindungi, ancaman dari aktivitas manusia seperti polusi plastik tetap menjadi ancaman besar bagi kelangsungan hidup mereka.
Jika suatu hari Anda berada di pantai dan melihat seekor penyu jenis ini sedang berjuang menuju laut, alangkah baiknya jika Anda membantu mereka atau setidaknya tidak mengganggunya. Penyu belimbing adalah bagian penting dari ekosistem laut yang harus dilestarikan. Keberadaan mereka tidak hanya mencerminkan kekayaan hayati tetapi juga menantang kita untuk lebih menjaga lingkungan laut demi kelangsungan hidup spesies unik ini.