
Kucing Merah Kalimantan (Catopuma badia)
Dunia Fauna – Di tengah hutan hujan tropis Kalimantan yang lebat, tersembunyi satu spesies langka yang bahkan para ilmuwan pun sulit menemukannya Kucing Merah Kalimantan (Catopuma badia). Hewan ini dikenal sebagai salah satu kucing paling misterius di dunia, bahkan lebih jarang terlihat dibandingkan harimau Sumatra. Dengan ukuran tubuh yang kecil, warna bulu kemerahan khas, serta sifatnya yang sangat pemalu, kucing ini telah lama menjadi teka-teki bagi para peneliti satwa liar.
“Baca juga: Tak Sepenuhnya Putih seperti Hewan Albino, Jerapah Ini Punya Kulit Unik“
Kucing Merah Kalimantan merupakan spesies endemik, artinya hewan ini hanya dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan tidak hidup di tempat lain di dunia. Menurut penelitian, spesies ini merupakan kerabat dekat Kucing Batu Asia (Catopuma temminckii) yang tersebar di daratan Asia Tenggara. Namun, hasil analisis genetik menunjukkan bahwa Kucing Merah Kalimantan telah berevolusi secara terpisah selama lebih dari 100.000 tahun, menjadikannya spesies unik dengan adaptasi khusus terhadap lingkungan pulau Kalimantan.
Secara ukuran, Kucing Merah Kalimantan tergolong kecil panjang tubuhnya hanya sekitar 50 sentimeter dengan berat rata-rata 3–4 kilogram. Warna bulunya menjadi ciri paling mencolok: merah bata hingga cokelat keemasan dengan bagian bawah tubuh lebih terang. Matanya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya tajam saat malam hari. Bentuk tubuhnya yang ramping, ekor panjang, dan kaki kuat menandakan bahwa ia adalah pemburu yang lincah di antara pepohonan tropis.
Karena sifatnya yang sangat tertutup dan aktif di malam hari, perilaku Kucing Merah Kalimantan masih menjadi misteri besar bagi para peneliti. Kamera jebak yang dipasang oleh tim konservasi sering kali hanya berhasil menangkap beberapa detik rekaman dalam satu tahun penuh. Dari data yang ada, diketahui bahwa hewan ini hidup soliter, memiliki wilayah jelajah yang cukup luas, dan memakan berbagai jenis hewan kecil seperti burung, tikus hutan, serta reptil kecil.
Kucing ini biasanya hidup di kawasan hutan dataran rendah dan hutan pegunungan Kalimantan bagian tengah dan utara. Namun, ancaman terbesar datang dari deforestasi akibat perluasan perkebunan sawit dan penebangan liar. Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF), sekitar 30% habitat asli Kucing Merah Kalimantan telah hilang dalam dua dekade terakhir. Hal ini membuat populasi mereka menurun drastis dan menempatkan spesies ini dalam status “Endangered” di daftar merah IUCN.
Meski sulit ditemukan, beberapa proyek konservasi seperti Borneo Carnivore Programme terus berupaya mempelajari dan melindungi Kucing Merah Kalimantan. Kamera trap modern dan teknologi AI-based wildlife recognition kini digunakan untuk melacak pergerakan mereka. Hasilnya cukup menggembirakan pada 2023, tim peneliti berhasil merekam satu individu betina membawa anak di Hutan Kalimantan Tengah, bukti langka bahwa spesies ini masih berkembang biak di alam liar.
“Baca juga: Penemuan Langka: Kodok Baru Mampu Melahirkan Lebih dari 100 Anak Sekaligus“
Peran Kucing Merah Kalimantan sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai predator kecil, mereka membantu mengontrol populasi hewan pengerat dan burung kecil, yang jika berlebihan dapat mengganggu regenerasi hutan. Dalam pandangan saya, keberadaan kucing ini bukan sekadar simbol keunikan fauna Indonesia, tetapi juga indikator kesehatan ekosistem Kalimantan. Bila ia punah, berarti hutan yang menjadi rumahnya pun dalam bahaya serius.
Hingga kini, banyak hal tentang Kucing Merah Kalimantan masih menjadi misteri. Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami perilaku kawinnya, struktur sosialnya, atau bahkan jumlah pastinya di alam liar. Setiap rekaman baru yang didapat menjadi berita besar bagi dunia sains. Bagi saya, hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak rahasia alam yang belum tersingkap dan tugas manusia bukan hanya menemukan, tetapi juga menjaga agar misteri-misteri itu tetap hidup di habitatnya.
Kucing Merah Kalimantan adalah simbol keanggunan hutan tropis Indonesia yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Upaya konservasi, penelitian jangka panjang, serta kesadaran publik menjadi kunci untuk memastikan spesies ini tidak hanya menjadi legenda. Dalam setiap langkah pelestarian, tersimpan pesan penting bahwa menjaga mereka berarti menjaga kehidupan itu sendiri sebab, di balik tatapan tajam Catopuma badia, tersimpan kisah alam liar yang belum selesai diceritakan.