Dunia Fauna – Kisah Nabi Yunus yang ditelan oleh ikan paus merupakan salah satu cerita terkenal dalam agama Samawi, termasuk Islam. Cerita ini tercatat dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Ash-Shaffat ayat 141, yang menyebutkan, “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, tidak hanya dalam konteks agama, tetapi juga dari sisi ilmiah. Bagaimana sains memandang fenomena tersebut?
Kisah ini bermula ketika Nabi Yunus merasa putus asa dengan kaumnya yang tidak juga beriman. Ia kemudian menaiki sebuah kapal yang berlayar, tetapi tiba-tiba kapal tersebut berhenti. Para penumpang kapal pun mengundi untuk mencari siapa yang harus dibuang ke laut agar kapal bisa bergerak lagi. Nama Yunus keluar tiga kali dalam undian tersebut, sehingga ia memilih untuk melemparkan dirinya ke laut.
Setelah dilemparkan, Nabi Yunus ditelan oleh ikan besar (atau paus) atas perintah Allah. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa durasi Yunus berada di dalam perut paus bervariasi, mulai dari sehari hingga 40 hari. Setelah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, Yunus akhirnya dikeluarkan dari dalam paus dan kembali ke kaumnya.
“Baca juga: Kenapa Paus Tidak Bisa Hidup di Darat? Ini Jawabannya yang Akan Membuatmu Terkejut!”
Dari perspektif ilmiah, cerita manusia tertelan paus tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Sebagai contoh, dalam kisah modern, seorang penyelam bernama Michael Packard pada 2021 mengalami kejadian yang serupa. Packard, yang sedang menyelam untuk mencari lobster di Pantai Herring Cove, Massachusetts, tiba-tiba merasakan dirinya berada di dalam mulut paus. Dalam keadaan panik, ia menyadari bahwa paus itu berusaha menelannya.
Namun, setelah beberapa detik, paus tersebut memuntahkan Packard kembali ke laut. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama mengenai bagaimana manusia bisa masuk ke dalam tubuh paus, mengingat ukuran kerongkongan mereka yang terbatas. Menurut penelitian ilmiah, paus sebenarnya tidak dapat menelan manusia secara utuh. Paus bergigi, seperti paus sperma, memang memiliki gigi yang cukup besar untuk memakan mangsa seperti cumi-cumi raksasa. Namun, tenggorokan mereka hanya cukup besar untuk makanan berukuran kecil hingga sedang, dan sangat tidak memungkinkan untuk menelan manusia.
“Simak juga: Siapa Hewan dengan Gigitan Terkuat di Dunia? Temukan Faktanya di Sini!”
Secara saintifik, kemungkinan manusia bisa tertelan oleh paus adalah sangat kecil. Paus bergigi seperti paus sperma memang bisa menelan mangsa yang lebih besar, tetapi paus jenis ini jarang berada dekat dengan permukaan laut, sehingga peluang manusia terperangkap di dalam mulutnya sangat kecil. Paus balin, seperti paus biru atau paus bungkuk, justru memakan plankton dan ikan kecil, dan tidak memiliki kemampuan untuk menelan objek seukuran manusia.
Célia Baratier, seorang peneliti dari Group for Research and Education on Marine Mammals (GREMM), menjelaskan bahwa kerongkongan paus biru hanya berukuran 15 hingga 25 cm, yang membuatnya tidak mungkin menelan sesuatu yang lebih besar dari bola pantai. Oleh karena itu, meskipun paus bergigi memiliki gigi untuk berburu, mereka tidak bisa menelan manusia secara utuh. Bahkan, jika seseorang masuk ke dalam perut paus, mereka tidak akan bertahan lama karena tidak ada udara atau oksigen di dalam perut paus, dan proses pencernaan akan segera dimulai.
Fenomena manusia tertelan paus, menurut sains, lebih merupakan sebuah kecelakaan langka ketimbang kejadian yang disengaja. Paus, meskipun besar dan kuat, tidak memakan manusia sebagai bagian dari menu makanannya. Sebaliknya, kejadian seperti yang dialami Packard lebih mungkin terjadi karena paus tersebut secara tidak sengaja menelan manusia yang ada di jalurnya.