Dunia Fauna – Hyrax atau yang sering disebut “kelinci batu” memang tampak seperti hewan pengerat. Namun, fakta mengejutkan menunjukkan bahwa hewan kecil ini sebenarnya memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan gajah, sapi laut (manatee), dan dugong. Mereka berbagi nenek moyang yang sama yang hidup jutaan tahun lalu. Meski dari segi ukuran perbedaan mereka sangat besar, ada banyak fakta menarik tentang hyrax yang menunjukkan bagaimana hubungan ini masih terlihat hingga saat ini.
Nenek moyang hyrax hidup pada zaman Eocene sekitar 56 hingga 33,3 juta tahun lalu di daratan Afrika. Pada masa itu, mereka memiliki ukuran yang bervariasi dan tersebar di berbagai habitat. Seiring waktu, sebagian kelompok nenek moyang ini berevolusi menjadi hyrax modern, sementara sebagian lainnya berevolusi menjadi keluarga gajah, lembu laut, dan dugong.
Meski kini ukuran hyrax jauh lebih kecil dibandingkan dengan gajah, mereka memiliki beberapa kesamaan yang menarik. Hyrax memiliki kuku yang menyerupai tapak kuda di jari kaki mereka, mirip dengan kaki gajah. Selain itu, gigi seri mereka memanjang dan menyerupai gading, seperti yang dimiliki gajah dan lembu laut. Fakta ini menunjukkan bagaimana evolusi hewan-hewan ini berakar dari nenek moyang yang sama.
“Baca juga: Pied Tamarin: Primata yang Sekilas Mirip Yoda Star Wars”
Hyrax dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari permukaan laut hingga ketinggian lebih dari 4.000 meter. Mereka mampu hidup di lingkungan yang sangat beragam, termasuk padang pasir yang kering, pegunungan berbatu, hingga hutan hujan yang lebat.
Hewan ini cenderung hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa individu. Dalam kelompok tersebut, mereka memiliki sistem sosial yang kuat. Ketika sebagian anggota kelompok sibuk mencari makan, anggota lainnya akan berjaga untuk mengawasi keberadaan predator. Jika ada ancaman, pejantan dominan akan memberikan peringatan dengan teriakan khas. Teriakan ini membuat seluruh kelompok segera melompat bersembunyi hingga situasi kembali aman.
Hyrax memiliki proses reproduksi yang menarik dan agak tidak biasa untuk hewan dengan ukuran tubuh kecil. Masa kehamilan hyrax berlangsung cukup lama, yaitu antara tujuh hingga delapan bulan. Setelah dilahirkan, anak hyrax memiliki kemampuan yang luar biasa.
Hanya dalam waktu satu jam setelah lahir, anak hyrax sudah bisa bergerak aktif, termasuk berlari dan melompat. Pada hari kedua, mereka mulai memakan rerumputan meskipun tetap menyusu hingga usia tiga bulan. Proses ini menunjukkan adaptasi luar biasa yang membuat mereka mampu bertahan hidup dalam berbagai kondisi lingkungan.
“Simak juga: Jenis Beruang Paling Mematikan: Fakta dan Kisah Menegangkan”
Hal yang tak kalah menarik dari hyrax adalah kebiasaan mereka yang sangat menjaga kebersihan. Mereka tidak sembarangan membuang kotoran di sekitar sarang. Sebagai gantinya, hyrax memiliki tempat khusus untuk buang air yang terletak jauh dari tempat mereka tinggal.
Urin hyrax mengandung banyak kalsium karbonat yang membentuk endapan putih di permukaan batu. Endapan ini telah dimanfaatkan oleh manusia selama berabad-abad. Orang Eropa dan beberapa suku Afrika percaya bahwa kristal putih dari urin hyrax memiliki khasiat penyembuhan. Kristal ini digunakan sebagai obat untuk luka, epilepsi, dan bahkan histeria.
Kelompok hyrax memiliki ikatan sosial yang erat. Mereka tidak hanya berbagi tugas untuk menjaga keamanan, tetapi juga memiliki perilaku sosial yang menunjukkan kerja sama tinggi. Setiap anggota kelompok memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup bersama, terutama di lingkungan yang penuh dengan ancaman.
Dengan ukuran tubuh yang kecil namun adaptasi dan perilaku yang luar biasa, hyrax adalah salah satu contoh bagaimana hewan kecil dapat memiliki sistem sosial dan evolusi yang sangat menarik. Hubungan kekerabatan mereka dengan gajah dan hewan besar lainnya menambah daya tarik tersendiri pada hyrax si “kelinci batu” ini.