Dunia Fauna – Saat mendengar kata “imajinasi”, mungkin kita langsung membayangkan aktivitas manusia seperti menulis cerita, melukis, atau merancang masa depan. Namun, siapa sangka bahwa tikus—hewan kecil yang sering dianggap sederhana—juga memiliki kemampuan untuk berimajinasi? Fakta ini bukan sekadar asumsi, melainkan hasil dari penelitian ilmiah yang membuka cakrawala baru dalam dunia neurobiologi.
Imajinasi adalah kemampuan otak untuk menciptakan gambaran mental akan sesuatu yang tidak sedang terjadi saat ini. Dalam istilah ilmiah, hal ini melibatkan aktivasi area otak tertentu yang memungkinkan individu untuk membayangkan tempat, kejadian, atau kemungkinan di masa depan. Menariknya, proses ini tidak hanya terjadi pada manusia, melainkan juga ditemukan dalam otak tikus.
“Baca juga: Filosofi Lidi Jadi Simbol Penguatan Ekonomi Rakyat“
Para peneliti dari Howard Hughes Medical Institute menemukan bahwa tikus dapat “berjalan” di tempat lain secara mental. Melalui teknologi pencitraan otak seperti calcium imaging dan elektrofisiologi, mereka mengamati bahwa sel-sel di hippocampus tikus aktif meskipun tubuh tikus tidak bergerak. Aktivitas ini menunjukkan bahwa tikus sedang “membayangkan” sebuah lintasan dalam pikirannya.
Hippocampus adalah bagian otak yang terlibat dalam navigasi ruang dan memori. Pada manusia, bagian ini juga berperan penting dalam proses imajinasi. Ketika ilmuwan memantau hippocampus tikus, mereka menemukan pola aktivitas neuron yang sama seperti saat tikus benar-benar menjelajahi tempat tersebut secara fisik. Ini adalah bukti kuat bahwa tikus tidak hanya mengingat, tetapi juga bisa membayangkan ulang pengalaman.
Penemuan ini sangat mengejutkan karena selama ini imajinasi dianggap sebagai proses kognitif kompleks yang hanya dimiliki oleh manusia atau primata tinggi. Fakta bahwa tikus pun memiliki kemampuan ini menunjukkan bahwa imajinasi mungkin lebih umum dalam dunia hewan daripada yang kita kira. Ini membuka banyak peluang untuk memahami kecerdasan non-manusia secara lebih dalam.
Dengan mengetahui bahwa tikus bisa berimajinasi, para ilmuwan kini memiliki model hewan yang lebih baik untuk meneliti gangguan kognitif manusia, seperti Alzheimer atau skizofrenia. Studi ini juga dapat membantu pengembangan teknologi kecerdasan buatan dengan meniru pola kerja otak yang imajinatif.
Selama ini tikus sering dipandang sebagai hama yang menjijikkan. Namun, jika kita tahu bahwa mereka mampu berimajinasi, merasa takut, dan bahkan bermimpi, tidakkah itu membuat kita harus lebih menghargai keberadaan mereka? Dalam konteks etika hewan, fakta ini bisa memicu perdebatan baru mengenai bagaimana kita memperlakukan hewan laboratorium dan hewan liar.
Meskipun kemampuan imajinasi tikus tidak sekompleks manusia, kemiripan mekanisme otaknya sangat mencengangkan. Sama seperti manusia yang membayangkan jalan pulang atau merencanakan hari esok, tikus pun bisa “berjalan” di benaknya menuju suatu tujuan. Perbedaannya terletak pada tingkat kompleksitas dan lingkup konteks sosial dari imajinasi tersebut.
Fakta ini sangat cocok dijadikan bahan edukasi sains untuk anak-anak. Dengan mengetahui bahwa tikus bisa berimajinasi, anak-anak akan lebih mudah memahami bahwa semua makhluk hidup memiliki keunikan tersendiri. Hal ini juga bisa menumbuhkan empati dan rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap dunia sekitar.
Beberapa ilmuwan sedang mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) yang meniru kerja hippocampus tikus. Tujuannya adalah menciptakan robot yang bisa menavigasi ruang secara imajinatif, bukan hanya berdasarkan sensor real-time. Ini merupakan langkah awal menuju AI yang lebih manusiawi dan adaptif.
Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan ini tampaknya dimiliki oleh semua tikus yang sehat, terutama yang memiliki hippocampus yang berkembang baik. Artinya, ini bukanlah keistimewaan dari tikus laboratorium tertentu, tetapi kemungkinan besar adalah bagian dari perilaku alami spesies mereka.
Mengetahui bahwa tikus bisa berimajinasi adalah sebuah fakta yang sangat menarik dan membuka banyak wawasan baru. Ini mengajarkan kita bahwa dunia hewan jauh lebih kompleks dan cerdas daripada yang kita bayangkan. Imajinasi ternyata bukan hak eksklusif manusia—tikus pun bisa berimajinasi, dan itu luar biasa!